Berita

Muhammad Bahrun:”Lapas dan Rutan Bukan Lagi Penjara Tempat penyiksaan, Melainkan Tempat Pembinaan”

91
×

Muhammad Bahrun:”Lapas dan Rutan Bukan Lagi Penjara Tempat penyiksaan, Melainkan Tempat Pembinaan”

Sebarkan artikel ini

๐™‹๐™‰๐™‰. ๐˜พ๐™Š๐™ˆ|๐™‚๐™„๐˜ผ๐™‰๐™”๐˜ผ๐™—Berada di balik jeruji besi tak menjadi penghalang bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Gianyar untuk menyalurkan bakat dan kreatifitasnya. De gan hanya bermodal koran bekas, warga binaan mampu menghasilkan kerajinan koran dengan beragam bentuk yang unik dan tentunya bernilai ekonomis.

Kerajinan koran ini dibuat dengan berbagai macam bentuk, mulai dari karakter animasi, peralatan persembahyangan, kotak tisu, dan lain-lain.

Koran yang sudah tak terpakai lagi dipotong dan dilinting seperti lidi dan direkatkan dengan lem. Kemudian lintingan koran dibentuk seperti papan dan dipotong serta dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan terakhir kerajinan koran yang sudah terbentuk kemudian di cat dan dipernis.

โ€œTentunya program pembinaan kemandirian ini guna menunjang terwujudnya keamanan dan ketertiban di Rutan Gianyar jadi kami terus berupaya untuk mengasah dan mengembangkan kreatifitas dari warga binaan, sehingga mereka dapat menjalani masa pidana dengan produktif,โ€ ujar Karutan Gianyar, Muhammad Bahrun saat dikonfirmasi awak media, Rabu (3/5/2023) melalui sambungan telephone.

“Pembuatan kerajinan koran tersebut membutuhkan keahlian khusus serta ketelitian dari warga binaan, terutama pada detail kerajinan koran yang akan dibuat.” jelas Karutan Gianyar.

โ€œUntuk membuat bentuk dan motif yang bagus tentunya warga binaan harus teliti dan memang membutuhkan keahlian khusus,โ€ imbuhnya.

Kendati demikian, keahlian tersebut bisa dimiliki oleh setiap warga binaan jika terus diasah dan dipelajari seiring waktu.

โ€œKarenanya kami berikan kesempatan kepada warga binaan kami untuk turut belajar mengenai cara pembuatan kerajinan koran bekas ini,โ€ ucapnya.

Dalam setiap kegiatan warga binaan di ruang bengker dibimbing dan diawasi langsung oleh petugas staff bimker dan hasil kerajinan koran bekas tersebut selanjutnya dipasarkan kepada masyarakat melalui keluarganya ataupun di galeri hasil kerajinan warga binaan, serta promosi melalui media sosial bimker rutan gianyar.

Dibeberapa kesempatan Rutan Gianyar juga memfasilitasi kerajinan WBP dievent-event pameran yang ada.

โ€œHasil karya warga binaan tersebut di jual dengan kisaran harga 30-100 ribu, tergantung dari bentuk, motif, dan ukurannya,โ€ jelasnya.

Muhammad Bahrun berharap dengan pembinaan yang diberikan dapat menjadi sarana untuk merubah perilaku warga binaan kearah yang lebih baik dari sebelumnya.

โ€œRutan Gianyar terus melakukan promosi dan pengembangan terhadap hasil karya WBP Rutan Gianyar untuk dapat bersaing di pasar dan membuktikan bahwa Lapas dan Rutan bukan lagi penjara tempat penyiksaan, melainkan adalah tempat pembinaan. Di harapkan ketika bebas nantinya juga mereka dapat membuka usaha hasil dari keterampilan yang di dapatkan selama menjalani masa pidana di Rutan Gianayar.,โ€ pungkasnya.(Isk/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *